ABCkotaraya.id
Bisnis

9 Tantangan UMKM Di Indonesia yang Membuat UMKM Sulit Naik Kelas

Promo Accurate Online

Tantangan UMKM Di Indonesia memang cukup beragam. Padahal UMKM merupakan tulang punggun perekonomian Indonesia sekaligus ujung tombak perputaran ekonomi. Namun UMKM memiliki beragam tantangan yang sering ditemui.

Sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia, UMKM menjadi penyumbang pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan penyerapan tenaga kerja, pembentuk PDB (produk domestik bruto), dan juga pengekspor produk non migas.

Dengan jumlah pelaku UMKM mencapai 60 juta di seluruh Indonesia. Sangat disayangkan belum banyak UMKM yang mampu terlepas dari berbagai belenggu yang terjadi. Ada banyak tantangan UMKM yang saat ini tamapk terjadi. Mulai dari SDM (sumber daya manusia) hingga transformasi digital.

Baca Juga: 5 Teknologi Baru untuk UMKM yang Harus Digunakan Di Era 4.0

Tantangan yang Terjadi Pada UMKM DI Indonesia

Berbagai tantangan pada UMKM menjadi PR bagi Pemerintah dan stakeholder terkait. Bahkan hal ini sudah dikemukakan dalam Rancangan Strategis Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia 2015-2019. Disisi lain, Pemerintah juga merancang target pengembangan UMKM selama lima tahun kedepan seperti yang tertuang dalam Perpres No. 18 Tahun 2020 tentang RPJM Nasional Tahun 2020-2024.

SDM

Hampir semua UMKM mengalami kondisi sumber daya manusia dengan keterampilan minim. Memiliki SDM yang umumnya pendidikan rendah, dan keterampilan dan pengalaman yang tidak terlalu banyak membuat pola bisnis UMKM masih fokus pada produksi, bukan permintaan pasar. Serta membuat UMKM sulit berkembang.

Sebagian besar bisnis UMKM tidak memiliki SDM mumpuni dalam lintas sektor. UMKM terkadang tidak mampu membayar tenaga ahli yang mungkin harus di bayar cukup mahal. Tentu hal tersebut  membuat para pelaku UMKM tidak sanggup membayar dan lebih memilih talenta biasa saja.

Hal ini harus menjadi concern bagi pelaku UMKM. Mereka harus memberi kepercayaan kepada SDM yang mereka miliki untuk mau menambah kemampuan staff yang ada. Kondisi ini memang harus dilakukan oleh pelaku UMKM demi menghasilkan pengembangan bisnis yang lebih baik.

Daya Saing

Produk UMKM di Indonesia memiliki daya saing masih banyak yang belum mampu menyaingi produk-brand besar. Untuk itu, para UMKM harus didorong untuk naik kelas, demi bisa bersaing dengan produk-produk yang sudah ada di pasaran.

Kondisi ini menuntut para pelaku UMKM agar lebih kreatif dalam menciptakan berbagai produk atau jasa yang bisa bersaing dengan produk lebih besar maupun brand asing yang memiliki modal lebih tak terbatas. Menuntut UMKM bisa bersaing menjadi PR bersama antara pelaku UMKM dan juga Pemerintah agar produk UMKM bisa mendapatkan tempat yang sama dengan produk asing.

Perbaikan Organisasi

Di sisi lain organisasi dalam UMKM belum memiliki struktur yang baik. Masih banyak ketimpangan dalam bekerja, membuat pembagian tugas dalam UMKM tidak terstruktur baik. Dengan kondisi struktur yang baik, setiap sumber daya yang ada bisa bekerja sesuai dengan jobdesk mereka masing-masing.

Sehingga pekerjaan bisa diselesaikan secara efektif dan efisien. Setiap karyawan akan lebih fokus menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jobdesk. Selain itu, cara ini akan di maksimalkan untuk kerjasama antar divisi agar mampu saling melengkapi.

Banyak sekali UMKM yang tidak memiliki kejelasan dalam struktur organisasi mereka. Sehingga menyulitkan koordinasi antar divisi yang baik.

Kurangnya Pengetahuan

Source: Tribunnews.com

Tantangan berikutnya yang dihadapi para pelaku UMKM di Indonesia, kurang memiliki pengetahuan dalam berbagai hal berkaitan kepentingan bisnis mereka. Membuat para pelaku UMKM di Indonesia terasa ditinggalkan oleh zaman. Mereka enggan upgrade pengetahuan.

Pengetahuan dan wawasan sangat penting bagi pelaku UMKM untuk memahami regulasi yang berlaku, perkembangan bisnis, strategi bisnis, hingga kurangnya pengetahuan akuntansi.

Hampir sebagian besar pelaku UMKM di Indonesia hanya fokus untuk memperbanyak produksi mereka, dibandingkan dengan memikirkan strategi ekspansi bisnis. Akibatnya, para pelaku UMKM sulit dalam membawa bisnis mereka untuk naik kelas.

Padahal, saat ini cukup banyak pelatihan-pelatihan bagi pelaku bisnis untuk meningkatkan perkembangan bisnis mereka untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang bisnis yang Anda geluti saat ini.

Strategi Bisnis

Salah satu akibat dari kurangnya pengetahuan, membuat para pelaku UMKM di Indonesia tidak memiliki strategi bisnis yang tepat. Mereka masih menggunakan cara-cara lama yang dijalankan demi menghasilkan profit bisnis.

Berpikir dengan mengatakan “barang habis pasti profit” menjadi satu alasan mereka tidak mau mencoba bisnis lebih besar lagi. Padahal, pelaku bisnis UMKM juga harus berpikir setidaknya seperti para CEO perusahaan besar. Demi mengembangkan produknya.

Baca Juga : 3 Strategi Bisnis Pelaku Pariwisata Indonesia Tetap Bergairah Di Tengah Pandemi

Tantangan UMKM di Indonesia mengenai strategi bisnis memang menjadi concern bagi Pemerintah dan juga unit lain demi meningkatkan pertumbuhan profit yang lebih besar dan berkembang lagi.

Kurangnya Inovasi

Tantangan UMKM di Indonesia masih banyak permasalahan, seperti  kurangnya inovasi produk dan jasa yang dijalankan. Membuat bisnis UMKM di Indonesia berjalan secara stagnan dan juga tanpa gairah membuat inovasi pada produk.

Kurangnya inovasi disebabkan oleh kurangnya kreatifitas dan minimnya modal untuk mengembangkan produk lebih maju lagi dan memiliki sentuhan yang lebih optimal dalam bisnis Anda. Ke depannya, UMKM harus mampu menciptakan produk-produk dengan inovasi yang layak dan pantas meskipun dengan dana yang minim.

Belum Online

Tantangan UMKM di Indonesia berikutnya, masih banyak pelaku UMKM yang belum fokus memindahkan bisnis mereka ke dunia online. Disebabkan rendahnya pengetahuan dan keterampilan memanfaatkan teknologi atau platform digital oleh pelaku UMKM.

Banyak hal yang belum bisa mereka lakukan, mulai dari mengunduh aplikasi, mengupload konten, hingga memotret produk masih menjadi kendala yang sering ditemui pada pelaku UMKM di Indonesia. Para pelaku UMKM belum terbiasa dalam menggunakan teknologi dalam kehidupan sehari-hari, mereka masih membutuhkan waktu untuk beradaptasi.

Selain itu, tantangan dari segi infrastruktur internet di wilayah pedesaan dan kota-kota kecil di Indonesia yang belum memadai menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku UMKM di Indonesia. Terbukti dari data yang dikeluarkan oleh Kominfo dari total 83 ribu desa yang ada di seluruh Indonesia, 15% atau sekitar 20 ribu desa belum memiliki akses internet yang layak.

Modal yang Minim

Source: Bisnis.com

Tak dipungkiri, rata-rata UMKM di Indonesia memiliki modal minim. Apa lagi masih banyak pelaku UMKM yang tidak menggunakan layanan perbankan sebagai aktivitas transaksi mereka sehari-hari. Disebabkan, karena mereka langsung menjual produk kepada pengecer secara langsung.

Bahkan untuk melakukan peminjaman, sangat sedikit UMKM yang meminjam ke bank. Mereka lebih banyak memilih untuk meminjam dengan orang-orang terdekat mereka. Menganggap hal tersebut akan lebih mudah dan tidak ada potongan biaya maupun bunga ketika mendapatkan maupun mengembalikan pinjaman.

Hal ini harus menjadi perhatian juga bagi lembaga keuangan di Indonesia. Agar para pelaku UMKM di Indonesia tidak takut untuk meminjam uang di bank. Dan juga jangan sampai potongan pinjaman terlalu besar.

Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan merupakan salah satu indikator kesuksesan sebuah bisnis. Apabila bisnis tidak memiliki manajemen keuangan yang baik, bisnis tidak akan terlihat sukses atau tidaknya. Inilah yang menjadi salah satu kendala para pelaku UMKM Di Indonesia saat ini, merek abai terhadap keuangan bisnis mereka sendiri.

Kurangnya pengetahuan terhadap keuangan, menjadi alasan mengapa pelaku UMKM di Indonesia tidak memiliki manajemen keuangan yang baik. Mereka menganggap akuntansi hanya untuk pencatatan uang masuk dan keluar. Padahal akuntansi membahas lebih dari hal tersebut.

Seperti mengalokasikan dana belanja bulanan, alokasi sumber dana, dan demi tercapainya laporan keuangan yang bisa digunakan dalam memantau laba dan rugi perusahaan. Meskipun laporan keuangan tidak semudah yang dipikirkan dan dituliskan.

Namun, standar akuntansi dalam menyusun laporan keuangan diperlukan neraca, arus kas, dan laporan perubahan modal. Semuanya harus tercatat dengan baik.

Jika Anda sulit dalam melakukan hal tersebut, sebaiknya menggunakan software akuntansi Accurate Online untuk memudahkan Anda dalam menyusun laporan laba rugi dan juga melakukan manajemen keuangan yang baik demi efektifitas keuangan usaha Anda.

Accurate Online merupakan software akuntansi mampu membantu pelaku UMKM dalam merapihkan pembukuan dan manajemen keuangan mereka dengan lebih baik dan sesuai pada ekspektasi Anda sebagai pelaku UMKM.

Kalau Anda tertarik, Anda bisa langsung mencoba menggunakan Accurate Online gratis selama 30 hari dengan mengklik banner dibawah ini.

Rekomendasi Liquid saltnic terbaik 2023

Related posts

6 Alasan Penting Mengapa Harus Belanja Produk Lokal

mimin ABC kotaraya

Tips Menumbuhkan Bisnis Menjadi Lebih Besar Di Tengah Kesulitan

mimin ABC kotaraya

Membangkitkan UMKM Yogyakarta Di Tengah Pandemi

Fattah Miyaz

Leave a Comment